Pedoman Menulis Puisi
Puisi adalah salah satu bentuk karya
sastra yang cenderung lebih pendek daripada prosa dan drama. Meski demikian,
puisi dianggap karya sastra yang paling sulit ditulis karena kata-kata yang
diungkapkan dalam puisi harus mengandung arti yang sangat dalam dengan nada dan
irama yang sesuai.
Gaya bahasa yang digunakan dalam
puisi lebih banyak menggunakan kiasan, tidak seperti prosa dan drama yang
seringkali menggunakan bahasa yang lugas dan denotatif. Untuk dapat menulis
sebuah puisi, perlu dipahami terlebih dahulu jenis-jenis puisi dan aspek-aspek
yang harus ada di dalam sebuah puisi. Panduan
yang satu ini, mungkin bisa dijadikan referensi.
Tentukan gaya dan tipe puisi yang
akan ditulis
- Puisi epik, yakni suatu puisi
yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang
berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah. Puisi epik
dibedakan menjadi folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu
untuk dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir
puisi itu untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.
- Puisi naratif, yakni puisi yang
di dalamnya mengandung suatu cerita, menjadi pelaku, perwatakan, setting,
maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis
puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif ini adalah balada yang
dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad.
Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan
segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedengkian, ketakutan,
kepedihan, dan keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi
naratif adalah poetic tale, yaitu puisi yang berisi
dongeng-dongeng rakyat.
- Puisi lirik, yakni puisi yang
berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan
pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi
lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern di
Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko
Damono, dan lain-lain.
- Puisi dramatik, yakni salah
satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang,
baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu
gambaran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah
tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.
- Puisi didaktik, yakni puisi
yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilkan secara
eksplisit.
- Puisi satirik, yaitu puisi yang
mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan
kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
- Romance, yakni puisi yang
berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.
- Elegi, yakni puisi ratapan yang
mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.
- Ode, yakni puisi yang berisi
pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan.
- Hymne, yakni puisi yang berisi
pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah
air.
Tentukan tema dan judul
Penentuan tema puisi adalah langkah-langkah dalam membuat puisi
selanjutnya. Tema adalah pokok pembahasan yang mendasari puisi. Untuk
mendapatkan tema, kita bisa memancingnya dengan menggunakan pertanyaan, Puisi
ini membicarakan tentang apa? Apakah tentang keindahan alam, kecantikan
seseorang, protes sosial, dan lain-lain.
Pilih satu tema yang kita inginkan
sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi
banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik.
Setelah menentukan tema langkah
selanjutnya menentukan judul yang berpacu pada tema. Tema puisi tersebar
begitu banyak di sekitar kita. Kita tinggal mengamati dan menajamkan kepekaan.
Seorang penulis puisi yang peka, ia tidak akan kehabisan akal untuk menemukan
sebuah tema.
Gaya Bahasa
Selanjutnya adalah dengan
menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas Asosiasi. (contoh: bagai
disambara petir, bagai teriris sembilu)
- Personifikasi (contoh: air
mengamuk, hujan menyerbu)
- Hiperbola (contoh: setinggi
langit, tinggal kulit pembungkus tulang)
- Litotes (contoh: bantuan
yang tak berarti ini, terimalah walau tak seberapa)
- Ironi (contoh: peduli
sekali dia, sehingga tak satu rupiahpun dikeluarkan untuk membantu)
- Metafora, yakni pengungkapan
yang mengandung makna secara tersirat untuk mengungkapkan acuan makna yang
lain selain makna sebenarnya, misalnya, “cemara pun gugur daun” mengungkapkan
makna “ketidakabadian kehidupan”.
- Metonimia, yakni pengungkapan
dengan menggunakan suatu realitas tertentu, baik itu nama orang, benda,
atau sesuatu yang lain untuk menampilkan makna-makna tertentu. Misalnya,
“Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu”. “Kuntum bunga” di situ
mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh untuk mencapai cita-cita
hidupnya.
- Anafora, yakni pengulangan kata
atau frase pada awal dua larik puisi secara berurutan untuk penekanan atau
keefektifan bahasa.
- Oksimoron, yaitu majas yang
menggunakan penggabungan kata yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan.
Misalnya: kita mesti berpisah. Sebab sudah terlampau
lama bercinta.
Aspek yang harus diperhatikan saat
menulis puisi
- Bait, yakni satuan yang lebih
besar dari baris yang ada dalam puisi. Bait merujuk pada kesatuan larik
yang berada dalam rangka mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah
dari kelompok larik (bait) lainnya. Dalam puisi, keberadaan bait sebagai
kumpulan larik tidaklah mutlak. Bait-bait dalam puisi dapat diibaratkan
sebagai suatu paragraf karangan yang paragraf atau baitnya telah
mengandung pokok-pokok pikiran tertentu.
- Rima, menyangkut pengulangan
bunyi yang berselang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik
sajak yang berdekatan.
- Irama, yakni paduan bunyi yang
menimbulkan unsur musikalitas, baik berupa alunan tinggi-rendah,
panjang-pendek, dan kuat-lemah yang keseluruhannya mampu menumbuhkan
kemerduan, kesan suasana, serta nuansa makna tertentu. Timbulnya irama
itu, selain akibat penataan rima, juga akibat pemberian aksentuasi dan
intonasi maupun tempo sewaktu melaksanakan pembacaan secara oral.
Kembangkan pusi dengan seindah
mungkin
Selanjutnya adalah mengembangkan semua
langkah diatas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi
menjadi bait-bait. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan
bermakna. Ingat puisi bukanlah artikel. Tulisan yang kita buat untuk
puisi harus ringkas padat sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang
mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
Mungkin kita harus mengingat tiga
hal ini, yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi yaitu:
- Kata adalah satuan rangkaian
bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu.
- Makna kata bisa menimbulkan
banyak tafsir.
- Mengandung imajinasi mendalam
tentang hal yang dibicarakan.
Selamat Menulis!