Pemudapost - Optimisme
di kubu Persepam Madura Utama sempat memuncak jelang laga menjamu
Madiun Putra Minggu lalu (7/5). Mereka yakin bisa meraih poin sempurna
pada laga home kedua di grup 5 Liga 2 itu. Namun, hingga peluit akhir
berbunyi, skor laga di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP), Pamekasan,
tersebut tetap imbang tanpa gol.
”Sebetulnya,
setelah kekalahan pada pekan kedua, pemain sangat termotivasi untuk
meraih poin penuh di pekan ketiga,” kata Nadi Mulyadi, asisten manajer
Persepam, setelah laga melawan Madiun Putra. ”Apalagi, kami bertanding
di depan publik sendiri,” imbuhnya.
Hasil
akhir memang tak sesuai harapan. Nadi pun berharap penggawa Persepam
bisa menebusnya saat menghadapi Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo,
Surabaya, Kamis (11/5). Nadi sadar betul sangat berat membawa poin
sempurna dari Surabaya. Apalagi, Persebaya juga sedang ”terluka”
lantaran belum meraih kemenangan dalam dua laga terakhir.
”Persebaya
adalah tim yang memiliki nama besar dan ditopang dana melimpah.
Terlebih, di detik-detik akhir mereka baru saja mendatangkan dua pemain
baru. Tentu itu menjadi kelebihan,” bebernya.
Menurut Nadi, Laskar
Sape Ngamok –julukan Persepam– punya motivasi berlipat untuk
mengalahkan Persebaya. Persepam juga sudah mengamati permainan tim
berjuluk Green Force itu. ”Kami sudah sering melihat permainan
Persebaya. Tentu kami sudah sedikit tahu bagaimana pola dan kualitas
permainannya. Termasuk skill individu pemainnya,” ungkap dia.
Nadi
pun menyebut rekrutan baru Persebaya Rishadi Fauzi sebagai sosok yang
patut diwaspadai. ”Kami cukup tahu Rishadi Fauzi seperti apa. Kami
memiliki pemain yang bisa meredam permainannya,” kata Nadi soal mantan
pemain tim Liga 1 Madura United itu.
Nadi percaya persaingan lolos
dari grup 5 masih terbuka. Sebab, kualitas tim-tim di grup tersebut
cukup merata. ”Tak ada yang superior. Hampir semua tim yang menang di
pekan pertama justru tumbang di pekan kedua. Jadi, grup 5 ini adalah
grup neraka,” lanjutnya.
Hal senada disampaikan pelatih Persepam
Rudy Keeltjes. Menurut dia, Persebaya diuntungkan dengan recovery yang
lebih panjang. Itu terjadi setelah laga melawan PSBI Blitar yang
dijadwalkan Sabtu lalu (6/5) harus tertunda. Namun, lanjut Rudy,
penundaan tersebut sejatinya juga merugikan Persebaya. Sebab, tekanan
untuk bangkit bagi skuad Green Force makin besar.
”Pemain pasti
akan punya rasa keder saat berhadapan dengan Persebaya. Tapi, justru itu
tantangan yang harus kami kalahkan,” tutur Rudy. ”Tidak usah takut.
Wong kami dan Persebaya sama-sama main di Liga 2 kok,” lanjut pria 63
tahun tersebut.
Meski masa recovery pemainnya lebih pendek, Rudy
optimistis bisa meredam Persebaya. ”Persebaya kan bukan Manchester
United, kenapa perlu ditakuti? Yang penting, seluruh pemain membuang
semua kepentingan pribadi. Dahulukan kepentingan untuk Persepam. Kalau
bisa, mati untuk Persepam,” paparnya. ”Kami akan tampil dengan status
non unggulan. Pokoknya, pemain jangan terbebani,” tandasnya.
Persepam
boleh percaya diri. Namun, Persebaya yang sementara ini ditangani duo
asisten pelatih Ahmad Rosidin dan Lulut Kistono juga punya ambisi untuk
bangkit. Hal itu terlihat dari uji coba melawan salah satu anggota Liga 3
PS Kota Pahlawan (7/5). Dalam uji coba tersebut, Persebaya menang telak
5-0.
Terlepas dari kualitas tim lawan yang ada di bawah, tetap
saja hasil itu bisa berpengaruh terhadap mental tanding Rendi Irwan dkk.
Apalagi, secara permainan, taktik Ahmad-Lulut yang mengandalkan
bola-bola pendek mulai meresap ke dalam tim.
”Setelah dua
pertandingan, kami sadar setiap tim yang kami hadapi pasti punya
semangat lebih untuk menang,” kata Ahmad yang pernah mendampingi
Persebaya dalam laga uji coba melawan Persepam 18 November tahun lalu.
”Itu harus bisa kami manfaatkan dengan tidak lengah saat lawan
melancarkan serangan balik,” tuturnya. (Jawapos.com/Oci)
Komentar