*)
Moh Iqbal Madani
Mahasiswa,
kamu ingin jadi apa?, Pengacara, untuk mempertahankan hukum kamum kaya, yang
secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan
menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada
mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk
tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kamu tidak
mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda untuk bersekutu dengan kamum
tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini? (Victor
Serge, Bolshevik).
Selamat
datang mahasiswa baru, sebentar lagi kamu sudah menjadi mahasiswa dan gelar
siswamu sudah tidak lagi ada dan digantikan dengan mahasiswa, dengan tingkat pendidikan paling atas atau setara dengan
dewa jika dianalogikan. Selamat datang mahasiswa baru dikampus impianmu
masing-masing dan mulailah berteman dengan siapa saja atau malah berpacaran
dengan siapa saja tapi jangan pernah kamu lupakan tugas dan peran mahasiswa itu
apa. Kamu boleh saja bangga sebab kamu diterima di perguruan tinggi yang bagus
dan ternama tapi kamu jangan berkecil hati maski kampusmu kecil dan swasta,
sebab tidak banyak anak muda yang mampu kuliah sepertimu.
Kampus
bukan lagi halangan dan kampus bukan lagi kendala buatmu untuk belajar dan
mengemban ilmu dan yang terpenting ubahlah kampusmu, sebab kuliah bukan seperti
tamasya. Datang, bayar dan nikmati mata kuliah. Kuliah adalah merengguk
pengalaman berharga, merengguk dalamnya sumur ilmu pengetahuan dan untuk
bertarung merebut hal yang terhormat dan mulia. Kamu bisa saja bergaul dengan
siapa saja tanpa harus memandang dari mana kamu berasal atau jangan pernah
mandang hal itu dari segi suku, etnis, agama dan budaya.
Kamu boleh saja menentukan nasipmu, kamu bebas untuk memulai ketika kamu sudah kuliah. tapi apakah hal itu tidak kamu fikirkan matang-matang untuk memulai suatu kebiasaan yang akan kamu lakukan, jujur sekali lagi penulis merasa takut ketika dipanggil sebagai mahasiswa, sebab esensi yang terkandung dalam makna dan tugas sebagai mahasiswa itu bagi saya sangat luar biasa dan apakah saya mampu mengemban tugas itu. Tercatat Mahasiswa merupakan salah satu elemen penting dalam setiap episode panjang perjalanan bangsa ini. Hal ini tentu saja sangat beralasan mengingat bagaimana pentingnya peran mahasiswa yang selalu menjadi aktor perubahan dalam setiap momen bersejarah di Indonesia.
Kamu boleh saja menentukan nasipmu, kamu bebas untuk memulai ketika kamu sudah kuliah. tapi apakah hal itu tidak kamu fikirkan matang-matang untuk memulai suatu kebiasaan yang akan kamu lakukan, jujur sekali lagi penulis merasa takut ketika dipanggil sebagai mahasiswa, sebab esensi yang terkandung dalam makna dan tugas sebagai mahasiswa itu bagi saya sangat luar biasa dan apakah saya mampu mengemban tugas itu. Tercatat Mahasiswa merupakan salah satu elemen penting dalam setiap episode panjang perjalanan bangsa ini. Hal ini tentu saja sangat beralasan mengingat bagaimana pentingnya peran mahasiswa yang selalu menjadi aktor perubahan dalam setiap momen bersejarah di Indonesia.
Sejarah
telah banyak mencatat, dari mulai munculnya Kebangkitan Nasional hingga tragedi
1998, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan. Beberapa tahun belakangan ini
telah banyak tercatat bahwa sudah beberapa kali mahasiswa menancapkan taji
intelektualitasnya secara aplikatif dalam memajukan peradaban bangsa ini dari
masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, Masa Pemberontakan PKI, masa
orde lama, Hingga masa orde baru, peran mahasiswa tidak pernah absen dalam
catatan peristiwa penting tersebut maka jadikanlah kampusmu sebagai
laboratorium gerakan.
Dan
selamat datang anak muda yang pragmatis, kreatif dan paham teknologi. Karena
kampus bukan ladang indah untuk menanam ide-ide radikal. Kini tempat itu memang
lebih bagus dan mengagumkan. Kulihat ruangan kuliah penuh fasilitas. Taman
kampus berhias bangku dan bunga. Tiap jalan masuk kampus dijaga oleh satpam
yang siap siaga, belum lagi Dosen yang penampilanya keren. Di antara mereka ada
yang bermobil mewah dengan jabatan akademik tinggi dan menyediakan lomba-lomba
seperti menulis, debat , bernyanyi, pidato, olahraga dan sebagainya. Kampus
telah memfasilitasimu, seperti halnya pameran dan perlombaan Tapi apapun yang
terjadi percayalah kampus adalah tempatmu untuk menguji mimpi dan nyali. Kamu
boleh saja masuk organisasi dan biarkanlah petualanganmu membawamu ke sana
kemari. Kampus tidak memberi kamu pengalaman yang tidak dapat kamu peroleh di
mana-mana. Diantaranya adalah organisasi. Sangkar yang indah dan memikat untuk
anak muda yang berani dilatih, di sana kamu untuk melawan apa yang memang
sepatutnya kita lawan. Memusuhi korupsi, pelanggaran hak asasi manusia hingga
membela mereka yang ditindas. Disanalah kamu dilatih memimpin, peduli dan
melindungi dan tidak ada mata kuliah satupun yang bermuatan itu semua. Di
organisasi pintu untuk mendapatkan pengetahuan mengenai itu. Maka jangan
ragu-ragu untuk masuk ke dalamnya. Jangan kuatir karena disanalah kamu akan
tersesat di jalan yang benar. Walaupun kamu tidak dijanjikan IPK tinggi atau
menang lomba, tapi kamu memiliki pengalaman yang lebih berharga ketimbang jadi
juara.
Apa
lagi muka pendidikan sekarang yang tidak mencerminkan pendidikan lebih tekasnya
pendidikan sebagai ajang, ajang untuk kita menindas yang lemah dan seperti
halnya pameran atau sesungguhnya, bukanlah hal yang baru membahas hubungan erat
antara pendidikan dengan kapitalisme maupun neoliberalisme, terutama bagaimana
tujuan pendidikan berusaha untuk membentuk individu yang sesuai dengan
kebutuhan ekonomi kapitalis abad 21. Yakinilah kamu tinggal disini hanyalah
sementara maka buatlah perubahan sebisa-bisanya, rubahlah kampusmu jangan
seperti tempat wisata atau bahkan sistem pengajaran yang seperti ceramah
semata. Ingatlah banyak orang hebat yang lahir dari kampus tapi tidak dengan
kepatuhan melainkan dengan semangat yang berapi-api untuk menegakkan keadilah
dan keberpihakan atas sesuatu yang mestinya diperjuangkan. Seperti yang dikatakan
oleh Lutfi J. Kurniawan, Perubahan tidak datang dari langit, melainkan ia harus
direbut. Mari berkhidmat untuk keadila.
Malang
10 agustus 2017
*)
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan sedang menjalankan inspirasinya
di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Kopi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Komentar